Tahukah Kamu, Sebab Terjadinya Petir
Nyata
Bukaransel.com – Teman – teman pernah mendengar yang namanya Petir, kilat,
atau halilintar ? ini adalah gejala alam yang biasanya muncul pada
musim hujan saat
langit mulai ditutupi awan dan gelap biasanya disertai kilatan cahaya sesaat
yang membuat tulang kita menjadi ngilu, usai kilat sesaat kemudian disusul
dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu
kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan
suara dan kecepatan
cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bias dianalogikan dengan sebuah
kondensator
(penyimpan tenaga listrik) raksasa, saat lempeng pertama berupa awan (bisa lempeng negatif
atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah bumi (dianggap
netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif
pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage).
Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud) yang salah satu awan
bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan
bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia
bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan
berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada
salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi
sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka
akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau
sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini,
media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu
menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih
sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung
kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah
mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan
awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda
muatan.
PENELITIAN AWAL
Pada awal penyelidikan listrik melalui tabung Leyden dan
peralatan lainnya, sejumlah orang (Dr. Wall, Gray, Abbé Nollet)
mengusulkan spark skala
kecil memiliki beberapa kemiripan dengan petir.
Benjamin Franklin, yang juga menemukan penangkal
petir, berusaha mengetes teori ini dengan menggunakan sebuah tiang
yang didirikan di Philadelphia. Selagi dia menunggu penyelesaian
tiang tesebut, beberapa orang lainnya (Dalibard dan De Lors) melakukan
di Marly di Prancis apa
yang kemudian dikenal sebagai eksperimen Philadelphia
yang Franklin
usulkan di bukunya. Franklin biasanya mendapatkan kredit untuk menjadi yang pertama
mengusulkan eksperimen ini, karena dia tertarik dalam cuaca.
RISET MODERN
Meskipun eksperimen dari masa Franklin menunjukkan bahwa petir
adalah sebuah discharge dari listrik
statis, hanya ada sedikit peningkatan dalam teori ini selama lebih
dari 150 tahun. Pendorong untuk riset baru berasal dari bidang teknik tenaga: jalur
transmisi tenaga digunakan dan teknisi ingin mengetahui lebih
banyak tentang petir. Meskipun sebabnya diperdebatkan (dan masih
berlanjut sampai sekarang), riset menghasilkan banyak informasi baru tentang
fenomena petir, terutama jumlah arus dan energi yang terdapat.
AGAR TERLINDUNG DARI PETIR
Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam, salah
satunya adalah bahaya sambaran petir. Ada beberapa metode untuk melindungi diri
dan lingkungan dari sambaran petir. Metode yang paling sederhana tetapi sangat
efektif adalah metode Sangkar
Faraday. Yaitu dengan melindungi area yang hendak diamankan dengan melingkupinya
memakai konduktor
(alat penghantar listrik misalnya seperti besi, kawat dan lainnya) yang dihubungkan
dengan pembumian.
Sumber : wikipedia